Senin, 01 Juli 2013

Teori nilai lebih dan gerakan Islam pembebasan

Surat elektronik dari Kamerad Yoe berjudul "Teori nilai lebih dan gerakan Islam pembebasan"


Kamerad
Seperti kita ketahui, bahwasannya tidak terdapat sama sekali "sektarianisme", dalam artian adanya doktrin-doktrin yang sempit dan picik, doktrin yang dibangun jauh dari jalan raya perkembangan peradaban dunia didalam teori Marx. Bahkan Marx mengkritik berbagai ketimpangan yang diakibatkan oleh borjuasi. Kini, hari ini kita dapat saksikan sendiri bagaimana ketimpangan-ketimpangan tersebut telah menjadi tradisi-prasyarat gerak perekonomian negara-negara dunia, hal demikian ini seharusnya jadi mustahil jika borjuasi tidak dominan.

kaum borjuis terlebih dahulu menciptakan ketergantungan kepada kaum buruh dan kaum miskin lainnya, gaya hidup borjuis jadi santapan yang dipaksakan untuk dapat diteladani oleh masyarakat. Disini kelas borjuis~harus kita akui telah memenangkan perebutan budaya dalam masyarakat. Kelas borjuis telah menciptakan gaya hidup konsumtif untuk menguatkan ketergantungan: dimana buruh dibayar murah dan harga hasil produksi masuk dalam kendali mereka. Terciptalah keterasingan.

Kelas borjuis pun dengan berlandaskan liberalisme-hedonistiknya telah berhasil mengasingkan agama, karena kebodohan masyarakat sendiri yang memposisikan agama sebagai candu/ tempat 'utopisme' tentang ketenangan dan surga yang dicita-citakan tanpa mampu menjelaskan mengapa mereka harus beragama. Kini, saat ini dapat kita saksikan bagaimana agama hanyalah sebagai barang dagangan yang ditawarkan dalam etalase-etalase kapitalis. Agama terbatas pada simbol-simbol dan ritual tanpa dimengerti.

Dan yang lebih buruk dari itu, adalah munculnya agama yang terbatas sebagai ideologi yang menjual ketentraman dan kehidupan kelak (utopisme surga). Hampir-hampir saudara-saudara kita yang tergabung dalam gerakan wahabi~disini tampak jelas kehadiran mereka terwakili dalam FPI, PKS dan HTI yang memaknai agama sekedar sebagai bentuk materialisme. Mereka menawarkan solusi "khilafah" sebagai pembebasan tanpa pernah dimengerti jika hal demikian itu hanyalah menawarkan keterasingan dengan mengunggulkan bentuk borjuasi sendiri. Berhasil-tidaknya mereka, pada dasarnya tidaklah memberi kebebasan kepada masyarakat.

Kamerad,
Sejarah telah mencatat kritik Marx pada kondisi yang sedemikian ini melalui teori nilai lebih yang tidak terbayar, kita kenal dengan istilah "surplus value", pertukaran yang tidak proporsional antara nilai pakai dan nilai tukar. Dalam hal ini keuntungan yang lebih besar dimiliki oleh para kapitalis, dan buruh tidak berkuasa atas nilai lebih yang telah dihasilkannya sebagai tenaga kerja.

Dalam kesempatan itu Marx membahas proses kerja, suatu kegiatan produksi nilai-pakai. Kerja adalah syarat eksistensi manusia yang abadi dan alamiah. marx menyatakan bahwa tujuan berproduksi adalah sebagian dari “sifat alamiah manusia” pada para pekerja menderita ‘penyimpangan’ di dalam sistem kapitalis, sebab tujuan kerjanya dipaksakan atas mereka. Kerja produksi mereka bukan keinginan mereka sendiri, tak lain adalah keterasingan: bekerja untuk bertahan hidup.

Dapat dikemukakan disini sebagaimana yang dialami oleh buruh pada suatu pabrik sepatu, dimana perharinya dalam penyelesaian sepasang sepatu oleh seorang buruh akan dihargai sebesar sepuluh ribu rupiah oleh pabrik, kemudian hari buruh tersebut harus membeli sepatu untuk anaknya yang baru masuk sekolah dengan produk yang sama tapi harga berbeda, hampir mencapai duaratus ribu rupiah! Ini adalah perbudakan!

Tentu budak yang diupah!

Kamerad
Islam adalah agama pembebasan, kehadiran Rasulullah Saw. dengan tanpa paksaan telah menghapus tabiat perbudakkan, tindakan ini tidak saja mendapat tentangan dari bangsa Arab waktu itu, tapi juga serangan serius dari bangsa-bangsa diluar Arab. Perbudakkan baru muncul kembali setelah berakhirnya kekhalifahan, tradisi perbudakkan kembali dan semakin gila, tentu semakin tidak ditolerir seperti saat ini.

Kamerad
Dalam kesempatan ini saya juga mengingatkan akan "bahaya laten" wahabi yang saat ini sedang berupaya keras memenangkan kelasnya di negeri ini, dari orang-orang seperti merekalah perbudakkan kembali menjadi tradisi di tanah Arab setelah berakhirnya kekhalifahan

Kamerad bacalah Lenin:
"Filosofi materialisme yang dipaparkan Marx menunjukkan jalan bagi proletariat untuk bebas dari perbudakan spiritual yang membelenggu setiap kelas yang tertindas hingga kini. Teori ekonomi yang dijabarkan Marx menjelaskan posisi sebenarnya dari proletariat di dalam sistem kapitalisme."

"Organisasi-organisasi independen milik proletariat semakin bertambah banyak jumlahnya, dari Amerika hingga Jepang, dari Swedia hingga Afrika Selatan. Proletariat menjadi semakin tercerahkan dan terdidik dengan membiayai perjuangannya sendiri; mereka membuktikan kesalahan tuduhan-tuduhan masyarakat borjuis; mereka terus memperbaiki strategi perjuangan; menggalang kekuatan dan tumbuh tak terbendung"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar